Pastikan Hewan Kurban Tak Terpapar PMK
***Dani Ramdan: Yang Sehat Ada Kalungnya (judul besar) CIKARANG PUSAT - Pemkab Bekasi memastikan hewan kurban untuk kebutuhan Hari Raya Idul Ahda 1443 Hijriah di Kabupaten Bekasi tidak ada yang terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Penjabat Bupati Bekasi, Dani Ramdan mengaku sudah meninjau lapak-lapak yang menjual hewan kurban untuk kebutuhan lebaran nanti. Selama peninjauan, hewan kurban yang siap dipasarkan terpantau dalam kondisi baik. “Untuk kondisi hewan kurban secara umum di Kabupaten Bekasi relatif aman dan hampir sebagian besar dalam keadaan sehat. Maka dari itu tadi saya sudah cek salah satu penjual hewan kurban di GCC, hampir semua hewan kurban sudah dilakukan pemeriksaan dan sudah diberikan kalung juga," ujarnya, Kamis, (7/7) kemarin. Lanjut Dani, pihaknya juga memasangkan kalung ke hewan kurban yang sudah dilakukan pemeriksaan, sebagai tanda bahwa hewan tersebut telah diperiksa secara intensif dan aman dari virus PMK. Selain itu, dirinya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak khawatir, karena semua hewan kurban yang masuk di Kabupaten Bekasi sudah dalam pemeriksaan Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi. “Masyarakat bisa mencirikan hewan kurban yang sudah dilakukan pemeriksaan dengan cara melihat hewan yang ada kalungnya, jika tidak ada tanyakan kepada penjualnya, karena itu merupakan ciri hewan tersebut dilakukan pemeriksaan,†ungkapnya. Pemkab Bekasi juga akan melakukan penyekatan di pintu-pintu masuk wilayah Kabupaten Bekasi, untuk mencegah masuknya hewan dari luar Kabupaten Bekasi yang belum divaksinasi. Sementara itu pedagang hewan kurban di wilayah Kabupaten Bekasi mengaku penjualannya turun hingga 40 persen dibanding tahun sebelumnya akibat pandemi Covid-19. Surahman, salah satu pedagang yang menggelar lapak hewan kurban di Jalan Sultan Hasanudin, Kecamatan Tambun Selatan mengakui omset penjualan sapi Bima dagangannya menurun hingga 40 persen. Dia mengatakan saat ini penjualan sapi hewan kurban miliknya lebih banyak didapatkan dari pelanggan lama dan sistem penjualan online. Sedangkan pembeli yang datang langsung sangat sedikit dampak adanya pemberlakuan PPKM Darudat dimasa pandemi Covid-19. “Penjualan saat ini hanya melalui sistem online, kalau yang datang langsung itu sedikit, karena mungkin kan ada pembatasan kegiatan masyarakat. Soalnya biasa pembeli datang itu dari luar Kabupaten Bekasi,†ungkap Surahman. Saat menggelar lapak satu bulan lalu, Surahman hanya membawa sapi dagangannya sebanyak 75 ekor, dan baru terjual 70 persen. Kondisi ini, sambungnya, berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang mampu mendatangkan sapi asal Bima hingga ratusan ekor. "Sengaja bawa sedikit karena khawatir tidak bisa menjual keseluruhan sapi yang ada,†jelas dia. Dia mengaku pada tahun lalu bisa menjual lebih dari 150 ekor, tapi tahun ini hanya membawa 75 ekor. Dari 75 ekor itu, baru 70 persen terjual, itupun melalui aplikasi whatsapp. “Yang beli baru pada pelanggan lama, sama kan kita share jualan via online sebar pamflet sama nomor Whatsapp di medsos,†tutupnya. (Har)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: